Contoh Esai Parlemen Remaja Tahun 2018
by Riva Demiati
Siswi SMAS Sukma Bangsa Lhokseumawe, Aceh.
Pemuda dan Tantangan Revolusi Teknologi
Informasi
Oleh
Riva Demiati
“Beri
aku seribu orang tua, maka akan kucabut Semeru dari akarnya, Beri aku sepuluh pemuda
maka akan kuguncangkan dunia”
Berbicara tentang
pemuda, Bung Karno pernah meminta 10 pemuda yang harus menjadi tulang punggung
negara dengan segala kerja dan karyanya. Ungkapan Bung Karno menjadi bukti
nyata betapa pentingnya peran pemuda hingga bisa mengguncang dunia. Saat ini,
dunia yang diguncang tidak lagi sebatas dunia nyata, tapi telah menjelma
menjadi dunia di dalam sentuhan layar, atau akrap kita kenal dengan dunia
berbasis teknologi informasi.
Berbicara tentang teknologi informasi, pastinya
kita akan mengingat Korea Selatan dan China Tiongok yang telah menguasai perkembangan
teknologi informasi dunia saat ini. Nokia terkubur dengan hadirnya sitem
operasi android, merek-merek gadget
kini didominasi oleh produk made in china, yang dulunya dianggap sebagai produk
abal-abal.
Kini semua telah berubah, transaksi tidak perlu
lagi secara tatap muka, tapi dapat dilaksanakan secara online, atas dasar trust. Mengikuti proses pembelajaran, tidak
sebatas berlangsung di ruang kelas, tapi menjelma menjadi kelas-kelas online.
Berbelanja, cukup sambil duduk manis dirumah, barang diantar ke tempat. Hidup
di era revolusi teknologi informasi, memanjakan siapa saja. Pertanyaanya, kita
mau jadi pelaku, atau penonton?
Indonesia di Persimpangan
Teknologi Informasi
Esensi perkembangan teknologi informasi bagi
generasi abad ini berevolusi membentuk hulu dan hilir yang saling bertentangan.
Sebagian mengalir deras dan lurus membentuk teknologi berkualitas layaknya hulu
sungai, sebagian membentuk bencana bagi negara layaknya banjir.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat dangan
akses informasi yang begitu melesat, pastinya akan terjadi dampak buruk
tersendiri bagi pemuda pemudi Indonesia. Banyaknya berita yang sesungguhnya
tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya atau lebih dikenal dengan
sebutan hoaks. Fenomena ini selalu
berkembang mengikuti zaman serta kemajuan teknologi informasi. Melihat banyak
masyarakat yang mudah terpengaruh oleh suatu berita tanpa mencari tahu
kebenaran akan berita tersebut dapat menjadi suatu permasalahan yang akan
berimbas kepada generasi generasi yang akan datang.
Menurut Craig
Silverman, berita palsu dibuat untuk menarik harapan dan ketakutan
masyarakat yang tak terbatas kenyataan. Padahal seharusnya kenyataan memberi
batas, berita mana yang bisa dibagi dan tidak. cnnindonesia.com menyebutkan sebanyak 800.000 situs di Indonesia
yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech). Apalagi menjelang
banyaknya isu isu hoaks yang sudah dijadikan strategi antar Partai Politik
(Parpol) untuk saling menjatuhkan menjelang Pilpres 2019.
Direktur Utama Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, menjabarkan
faktor yang menyebabkan perang hoaks terjadi, "Faktor yang mempengaruhi
munculnya hoaks yaitu antara lain semakin terbukanya demokrasi," katanya
di gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Hal ini juga diperkuat oleh viva.co.id, bahwa 70% berita hoaks akan lebih
banyak dibagikan oleh pengguna media sosial dibanding berita benar.
Maka dari itu perkembangan teknologi bisa
mempengaruhi generasi muda dengan hal yang negatif, layaknya penggunaan gawai
yang dapat melalaikan pemuda indonesia dari tanggung jawabnya sebagai penerus
bangsa, ditambah lagi candu terhadap situs porno dan penggunaan game yang berlebihan. Akan jadi apa
negara kita kedepannya jika pemuda sebagai aset bangsa tidak terlibat dalam
pemanfaatan teknologi layar sentuh
hari ini.
Menuju
Revolusi Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi dan pola hidup
masyarakat tentunya dapat merubah perkembangan suatu bangsa. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
menyatakan berevolusi mempunyai arti yakni berkembang. Lihat saja banyaknya
perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berpengaruh dengan adanya
kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan baik dalam bidang
sosial dan ekonomi.
Akibat perkembangan teknologi informasi yang
menjulang tinggi, dunia industri tengah memasuki era barunya yang disebut dengan
Revolusi Industri 4.0. Dosen ITB Richard Mengko menyebutkan Revolusi Industri
4.0 sebenarnya sudah berjalan saat ini di Indonesia. Sebagai contoh, hadirnya
startup seperti Go-Jek yang terbukti memudahkan masyarakat, karena bisa memesan
transportasi ataupun makanan hanya lewat ponsel dalam genggamannya.
Indonesia juga sedang berkembang dalam bisnis
Startup. Menurut TechinAsia.com Startup
itu sendiri merupakan suatu bisnis yang baru berkembang. Namun, bisnis startup
ini lebih identik bisnis yang berbasis digital. Bisnis startup berkembang akhir
tahun 90-an hingga tahun 2000. Untuk di Indonesia sendiri perkembangannya cukup
mengembirakan. Menurut Dailysocial.net,
sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang ada di
Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke
tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
Tak hanya itu indonesia juga sedang merintis
karir dalam bidang e-commerce. kini sistem
e-commerce sangat populer, karena banyak pengguna internet di indonesia yang
tidak asing lagi dengan dunia belanja online. Menurut General Manager lembaga
riset, Kantar Worldpanel Indonesia Venu Madhav, menyatakan
Indonesia menawarkan pasar e-commerce yang sangat menjanjikan. Sebab, setengah
dari 250 juta populasi Indonesia merupakan masyarakat berumur di bawah 30 tahun
yang sudah sangat fasih dengan dunia online. Melalui perkembangan e-commerce
ini salah seorang pemuda asal Jawa Tengah ini mengampil kesempatan untuk
mendirikan sebuah situs jual beli online yang bernama Bukalapak.com dengan transaksi 150.000 setiap hari, dan mendapatkan
omset Rp. 1 triliun setiap bulannya. Dan masih terus mengalami peningkatan
sebagaimana jumlah pelapak yang saat ini sudah mencapai 1,7 juta.
Perkembangan teknologi informasi masa kini juga
dimanfaatkan oleh seorang pemuda asal Aceh bernama Muhajir Anwar dengan
berkreasi menjual font di sebuah situs marketplace desain grafis. Semenjak pertama kali dirilis pada 11 Agustus 2014, huruf
buatannya telah terjual lebih dari 2500 kali hingga sekarang, dengan harga 20
dolar AS. Jika 1 dolar AS bernilai Rp.14.000, Ajir dengan Steady-nya
menghasilkan Rp 35.000.000 per bulan.
Langkah
Strategis Menuju Revolusi Teknologi Informasi
Berdasarkan kacamata penulis, ada beberapa hal
yang perlu dibenahi guna meningkatkan produktivitas penggunaaan media teknologi
informasi, untuk kemajuan bangsa dan negara. Pertama, Memberi dukungan penuh kepada pihak kepolisian khususnya Tim
Siber Kepolisian untuk membemberantas
berita-berita hoaks yang dapat mempengaruhi pola pikir generasi muda di masa
yang akan datang. Hal ini juga diperlukan kerjasama dengan elemen-elemen
masyarakat sehingga patroli Tim siber Kepolisian
tidak sia sia.
Kedua,
Usulan untuk mengatasi dampak
buruk dari perkembangan teknologi yang semakin pesat dengan penggunan teknologi
yang semakin cerdik. Parlemen Indonesia (DPR RI) dapat menjalankan 2 fungsinya;
yaitu pengawasan, dan legislasi. Sebagai lembaga yang mengawasi instansi
pemerintah, parlemen indonesia harus secara
rutin memantau dan meminta laporan terkait adanya penyalahgunaan teknologi
informasi. Kemudian di meja legislasi, UU-ITE yang sudah ada di evaluasi, apakah
penyimpangan yang terjadi sudah diatur dalam UU-ITE yang sudah ada. Jika sudah
di regulasikan, UU tinggal di jalankan, dan di serahkan kepada aparat keamanan
negara. Maka disinilah fungsi legislasi parlemen Indonesia berjalan.
Ketiga, usulan yang sangat penting bagi seluruh elemen untuk saling
mengontrol dan mengawasi penggunaan teknologi informasi yang disalahgunakan
oleh pamuda pemudi masa kini. Elemen yang penulis maksud adalah Keluarga atau
orang tua. peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam menciptakan generasi bangsa yang baik, maka di butuhkan
pendampingan secara optimal agar generasi bangsa terhindar dari hal hal yang
tidak kita inginkan; layaknya penggunaan game yang berlebihan—contohnya Mobile Legend, PUBG, dan akses situs
porno yang begitu mengkhawatikan.
Keempat, Lingkungan Sekolah menjadi tempat paling
ampuh untuk menjadikan generasi bangsa yang pintar dan kreatif. Hal ini dapat
di lakukan dengan berbagai cara; misal, sekolah menggalakkan kegiatan untuk menumbuhkan
semangat digital entrepeneurship,
hingga mengkampanyekan literasi digital untuk menangkal hoaks.
Mengakhiri tulisan ini, ada harapan besar pada
pemerintah untuk menjadikan negeri tercinta ini menjadi pelaku di dunia yang
telah berevolusi menjadi dunia berbasis teknologi informasi; mengatur
masyarakatnya dengan hukum yang jelas dan tegas, mencipatkan ruang yang besar
untuk generasi muda dalam mengembangkan bakat minatnya di bidang teknologi
informasi, hingga mengapresiasi setiap karya anak bangsa yang telah
berkontribusi untuk kemajuan indonesia. Menjadi pelaku atau penonton? Saatnya
kita memilih.
DAFTAR
PUSAKA
2017. Teknologi Informasi, (online), (http://pengantarteknologiinformatikaa.blogspot.com/ , diakses pada 9 agustus 2018).
Liputan6, 2017, (online) https://www.liputan6.com/bisnis/read/3071052/2-alasan-orang-indonesia-suka-belanja-online , diakses pada 9 agustus 2018).
Wikipedia, 2017. Berita Hoaks, (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu, di akses pada 10 agustus 2018).
Ririn Husnul Khotiman, 2017, (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu, di akses pada 10
agustus 2018).
Litbang Kemendagri, 2016, (online). http://litbang.kemendagri.go.id/website/penelitian-berita-hoax-pengaruhi-opini-pembaca/ , di akses pada 10 agustus 2018).
CNN Indonesia, 2016, (online). https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161229170130-185-182956/ada-800-ribu-situs-penyebar-hoax-di-indonesia , di akses pada 10 agustus 2018).
Wikipedia, 2017, (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Achmad_Zaky , di akses pada 11 agustus 2018.
Achmad Rouzni Noor II , 2018, (online). https://inet.detik.com/business/d-4033692/revolusi-industri-40-di-era-digital-indonesia-siap , di akses pada 11 agustus 2018.
Sutan Mudo, 2015, (online). https://id.techinasia.com/talk/apa-itu-bisnis-startup-dan-bagaimana-perkembangannya , di akses pada 11 agustus 2018.Ferdiansyah, 2017, (online).
https://fardiansyah7fold.wordpress.com/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/ , di akses pada 11 agustus 2018.
Wikipedia, 2016, (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik , di akses pada 11 agustus 2018.
Makmur Dimila, 2016, (online). https://www.pikiranmerdeka.co/news/rp1-miliar-per-huruf/ , di akses pada 11 agustus 2018.
Detikinet, 2017, (online), https://inet.detik.com/business/d-3585252/tiap-bulan-bukalapak-catat-transaksi-rp-1-triliun , di akses pada 21 agustus 2018.
Viva.co.id, 2018, (online), https://www.viva.co.id/digital/digilife/1015883-hoax-menyebar-6x-lebih-cepat-dibanding-berita-benar , di akses pada 21 Agustus 2018.
test
ReplyDelete